1. sebutkan stadium rabies
sensitasi (nyeri pada luka, cemas, rasa panas pada luka, kesemutan, reaksi berelbih pada rangsangan)
eksitasi (takut air, takut udara, takut cahaya, halusinasi, gangguan neurologis, spasme otot) untuk fase eksitasi ini paling banyak menyebabkan meninggal
paralisis (depresi nafas, kelumpuhan otot)
2. penyebab rabies adalah?
3. penunjang rabies adalah?
4. tatalaksana rabies?
terapi yang tepat pada kasus risiko rendah (luka lecet atau hanya sebatas jilatan) : berikan VAR 0,5ml secara IM menurut WHO diberikan pada hari ke 0,3,7,14,28 kemudian menurut DEPKES RI pemberian hari ke 0 (2 dosis), hari ke 7 dan hari ke 21
untuk kasus risiko tinggi (luka robek sampai otot, multiple, luka di bagian leher ke atas atau area genital atau area ujung-ujung jari : berikan VAR sesuai protokol diatas + pemberian SAR untuk jenis heterolog 40 IU/KgBB, untuk jenis homolog 20 IU/KgBB. Pemberian SAR 1/2 dosis infiltrasi pada area luka dan 1/2 sisanya diberikan IM
5. klasifikasi epilepsi?
untuk general/seluruh tubuh terbagi menjadi tonik (kaku), klonik (kelojotan), mioklonik (kelojotan), tonik-klink/grand mall, absans/petit mall/lena (bengong, terdiam), atonik/astatik (tiba-tiba lumpuh sesaat/tonus hilang/tiba-tiba jerjatuh, tertunduk)
6. untuk epilepsi absans terbagi menjadi?
7. tatalaksana untuk epilepsi dalam kondisi akut (saat kejang) adalah?
8. terapi maintenance/rumatan/terapi yang tepat untuk epilepsi adalah?
absance : etosuksimid 500mg/hari
fokal/parsial : carbamazepin 800-1200 mg/hari (efek samping: agranulositosis)
9. perbedaan epilepsi parsial sederhana dengan parsial kompleks adalah?
10. perbedaan epilepsi general jenis klonik dan myoklonik adalah?
untuk yang myoklonik juga terjadi pada kedua sisi tubuh (general/kedua hemisphere cerebri bermasalah) namun biasanya hanya terjadi pada ekstremitas atas saja ata bawah saja dan tanpa ritme atau serangan kejangnya hanya satu kali/single time (ritme kejang tidak teratur)
11. status epileptikus adalah? terapi?
amankan ABCD (primary survey), kemudian terapi diazepam 0,3-0,5mg/KgBB intravena
kejang masih berlanjut beri fenitoin IV 20mg/Kgbb (diencerkan 50cc NaCl 0,9%) dengan bolus pelan selama 20 menit (dosis maks 1000mg)
kejang masih berlanjut lagi maka beri fenobarbital 20mg/Kgbb IV bolus selama 20 menit (dosis maks 1000mg)
jika kejang masih berlanjut segera masuk ICU beri midazolam atau propofol
12. penunjang epilepsi adalah?
13. trias meningitis dan trias ensefalitis adalah?
trias ensefalitis : demam, kejang, penurunan kesadaran
14. interpretasi hasil lumbal pungsi pada kasus infeksi sistem saraf pusat
lumbal pungsi jernih : tuberkulosis (kekuningan/xantokrom, MN, protein +++, glukosa sangat rendah), viral (MN, protein normal/+, glukosa normal/rendah)
yang termasuk PMN adalah neutrofil, eosinofil, basofil, yang termasuk MN adalah limfosit dan monosit
15. untuk mengetahui adanya protein globulin dan albumin pada LCS, menggunakan pemeriksaan spesifik yang disebut?
16. tinta india digunakan untuk mendeteksi infeksi apa?
17. untuk kasus infeksi virus pada LCS, spesifik bisa dilakukan test apa?
18. tatalaksana infeksi SSP karena bakteri adalah?
usia > 3 bulan : ceftriaxone 50-100mg/KgBB + dexamethason 0,15mg/KgBB
kasus dewasa : ceftriaxone 2x2 gram + dexamethason 0,6mg/KgBB
19. abses cerebri sering berkaitan dengan infeksi pada organ apa?
20. gejala, hasil penunjang, dan terapi abses cerebri adalah?
untuk penunjang perlu CT scan dengan kontras akan tampak masa hipodens dengan ring enhanced lession
untuk terapinya dirujuk, akan diberikan antibiotik golongan sefalosporin dan metronidazole
21. faktor risiko toxoplasmosis cerebri adalah?
22. gejala, hasil penunjang, dan terapi toxoplasmosis cerebri adalah?
terapi rujuk untuk diberikan pirimetamin + sulfadiazine/klindamisin
23. jelaskan tentang afasia broca dan afasia wernick
afasia wernick (area 22, masalah sensorik, otak bagian temporal) : sulit mengerti jadi suit menirukan juga, tapi produksi kata lancar (hasilnya ditanya apa, jawabnya apa, tidak nyambung, cerita sendiri)
24. jelaskan afasia transkortikal motorik, transkortikal sensorik dan transkortikal mix
untuk transkortikal motorik sulit memproduksi kata sendiri (tapi paham/mengerti dan bisa mengulang)
untuk transkortikal sensorik sulit mengerti namun bisa meniru dan memproduksi kata lancar (sehingga pasien hanya akan mengulang-ngulang kata dari pemeriksa/dari orang lain)
untuk mix transkortikal sulit memproduksi kata sendiri, tidak mengerti namun bisa mengulang/meniru
25. sebutkan klasifikasi stroke berdasarkan sifat reversibelnya
ireversibel : iskemik/SNH dan hemoragik/SH
26. klasifikasi pembagian stroke berdasarkan pembuluh darah
untuk a.cerebri anterior : kelemahan anggota gerak kaki lebih parah dibanding tangan + ada gangguan sensorik
untuk a.cerebri media : kelemahan tangan dan wajah lebih parah dibanding kaki + ada afasia
a.cerebri posterior : koma + gangguan penglihatan
27. etiologi, gejala, hasil penunjang stroke iskemik/non hemogarik adalah?
gejala defisit neurologis muncul saat istirahat biasanya
hasil CT scan non kontras tampak lesi hipodens di hemisphere cerebri
28. etiologi, gejala, hasil penunjang stroke hemogarik adalah?
gejala defisit neurologis muncul saat aktivitas biasanya, ada tanda peningkatan TIK (trias cushing)
hasil CT scan non kontras akan tampak lesi hiperdens
29. trias cushing terdiri dari?
30. tatalaksana untuk stroke non hemoragik adalah?
jika TD > 220/120mmHg, maka turunkan mencapai target kurang dari 185/110mmHg dengan nimodipin drip 0,5-6mcg/KgBB/menit atau nicardipin drip 0,5-6mcg/KgBB/menit
terapi onset > 3 jam dapat diberikan aspirin 325mg/24jam
31. tatalaksana untuk stroke hemoragik adalah?
terapi manitol 20% 0,5-1 gram/KgBB selama 20 menit, dilanjutkan 4-6 jam berikutnya
terapi definitif yaitu kraniotomi