BLANTERORIONv101

Essay Recall : CBT UKMPPD Mata Part 1

kode kunci : n3k4t


1. Sebutkan 4 bagian mata yang termasuk media refrakta!

Jawaban: kornea, aqueous humor, lensa, vitreous humor

2. Sebutkan turunan dari vitamin A yang berfungsi membantu sel batang retina (fotoreseptor sensitif cahaya rendah / remang / gelap)!

Jawaban: rodopsin

3. Sebutkan faktor risiko paling sering yang menjadi penyebab blefaritis!

Jawaban: yang utama adalah hygiene yang buruk, kemudian juga ada faktor usia tua

4. Sebutkan ciri khas hasil pemeriksaan fisik blefaritis posteior!

Jawaban: visus normal, pus prominen, madarosis (-)

5. Sebutkan ciri khas hasil pemeriksaan fisik blefaritis seboroik!

Jawaban: visus normal, madarosis (+), sisik/squama putih kekuningan

6. Sebutkan ciri khas hasil pemeriksaan fisik blefaritis ulseratif!

Jawaban: visus normal, madarosis (+), krusta kuning, ulkus kecil

7. Sebutkan tatalaksana non farmako untuk blefaritis!

Jawaban: lid hygiene (kompres hangat + shampoo bayi)

8. Sebutkan terapi yang tepat untuk blefaritis anterior!

Jawaban: topikal (ML : eritromycin) / (P : bacitracin) / (AG : neomycin, gentamycin) / chloramphenicol

9. Sebutkan terapi yang tepat untuk blefaritis posterior!

Jawaban: per oral tetrasiklin / (BL-P : amoxicillin) / (ML : azitromycin, eritromycin) / (CEF : cefadroxil, ceftriaxone)

10. Sebutkan perbedaan antara hordeolum dan kalazion!

Jawaban: hordeolum : masa, nyeri, hiperemis | kalazion : masa, tidak nyeri, tidak hiperemis

11. Sebutkan Terapi yang tepat untuk hordeolum!

Jawaban: topikal (ML : eritromycin) / (P : bacitracin) / (AG : neomycin, gentamycin) / chloramphenicol per oral tetrasiklin / (BL-P : amoxicillin) / (ML : azitromycin, eritromycin) / (CEF : cefadroxil, ceftriaxone)

Jawaban: per oral tetrasiklin / (BL-P : amoxicillin) / (ML : azitromycin, eritromycin) / (CEF : cefadroxil, ceftriaxone)

12. Perlu dilakukan insisi pada hordeolum jika?

Jawaban: Terdapat pus/nanah pada benjolan, fluktuasi (+), setelah insisi lanjutkan drainage dan pemberian antibiotik

13. Insisi hordeolum eksterna secara horizontal atau vertikal?

Jawaban: horizontal mengikuti garis langer (garis kulit / arah serat kolagen / lipatan kulit / kerutan kulit)

14. Insisi hordeolum interna secara horizontal atau vertikal?

Jawaban: secara vertikal, jangan horizontal karena dapat merusak muara kelenjar

15. Ekoklease adalah tatalaksana untuk kasus?

Jawaban: kalazion, ekoklease adalah melakukan insisi + kuretase

16. Tatalaksana trikiasis dan distikiasis adalah?

Jawaban: epilasi, tatalaksana yang lebih advance : elektrolisis, cryosurgery

17. Penyebab entropion dan ektropion adalah?

Jawaban: involusional (karena usia), sikatrik (karena trauma), kondisi paralitik (gangguan saraf)

18. Tatalaksana entropion dan ektropion adalah ?

Jawaban: rekonstruksi palpebra (operatif)

19. Simblefaron adalah? dan apa tatalaksananya?

Jawaban: perlekatan abnormal antara permukaan konjungtiva, penatalaksanaan dengan cara simblefarektomi

20. Ankiloblefaron adalah? dan apa tatalaksananya?

Jawaban: Penempelan / adhesi antara palpebra superior dengan inferior, penatalaksanaan dengan eksisi + separasi

21. Lagoftalmus adalah? yang bermasalah nervus berapa? tatalaksana?

Jawaban: palpebra tidak dapat menutup, masalah nervus facialis (VII, terkait bells palsy), tatalaksana artifical tears, tutupkan mata dengan kasa+plester ketida tidur

22. Ptosis adalah? yang bermasalah nervus berapa? tatalaksana ?

Jawaban: palpebra tidak dapat membuka sempurna, masalah nervus oculomotor (III, terkait myastenia gravis), tatalaksana sesuai penyebab

23. Epikantus adalah ?

Jawaban: lipatan semilunar pada kantus media, membuat kondisi mata seakan strabismus

24. Telekantus adalah ?

Jawaban: jarak antar kantus medial kedua mata sangat jauh ( > 30 mm)

25. Pinguekula adalah? tatalaksananya ?

Jawaban: nodul kekuningan yang merupakan deposit lemak di konjungtiva akibat degenerasi epitel konjungtiva, penatalaksanaan rujuk untuk eksisi

26. Perbedaan pterigium dan pseudopterigium adalah?

Jawaban: pterigium akibat paparan sinar UV, polusi dan debu, tes sonde (-)

Jawaban: pseudopterigium akibat adanya riwayat infeksi atau sebuah flap operasi yang sengaja ditanam oleh Sp.M, hasil tes sonde (+)

27. Jelaskan grade pterigium!

Jawaban: grade 1 : belum mencapai kornea (sebelum limbus - tetap di limbus)

grade 2 : melewati limbus tapi kurang dari sama dengan 2 mm

grade 3 = melewati limbus sudah lebih dari 2 mm tapi belum mengganggu aksis visual

grade 4 = sudah mengganggu aksis visual / menutupi pupil sehingga terjadi penurunan visus

28. Tatalaksana pterigium?

Jawaban: grade 1 dan 2 = menggunakan artificial tears dan kortikosteroid topikal

grade 3 dan 4 = rujuk untuk ekstirpasi dan dilanjutkan graft konjungtiva

29. Faktor risiko subkonjungtiva bleeding adalah?

Jawaban: hipertensi, batuk terlalu keras, konsumsi aspirin, trauma

30. Tatalaksana subkonjungtiva bleeding adalah ?

Jawaban: 5 hari pertama kompres dingin, 5 hari berikutnya kompres hangat

31. Sebutkan gejala, tanda dan tatalaksana konjungtivitis viral!

Jawaban: mata merah (injeksi konjungtiva), penglihatan normal (visus normal) lodok jernih encer (sekret serous), folikel hipertrofi, pembesaran KGB, berikan artificial tears dan vitamin

32. Sebutkan gejala dan tanda konjungtivitis bakteri!

Jawaban: mata merah (injeksi konjungtiva), penglihatan normal (visus normal) lodok kuning kental (sekret purulen)

33. Gejala, tanda, penunjang dan tatalaksana konjungtivitis gonore pada bayi

Jawaban: blefarospasme, sekret purulen dan banyak, pewaranaan gram pada sekret ditemukan DGNI, terapi ceftriaxone 25 - 50 mg/KgBB, maksimal 125 mg IV atau IM (SD / single dose / dosis tunggal)

34. Gejala, tanda dan tatalaksana konjungtivitis trachoma

Jawaban: mata merah (injeksi konjungtiva), penglihatan normal (visus normal) lodok (+), folikel hipertrofi, herbert pits,

tatalaksana dewasa (doxycycline 2 x 100 mg selama 7 hari)

pada ibu hamil (azitromycin 1 gram dosis tunggal)

pada neonatus (erythromycin 50mg/KgBB/hari terbagi menjadi 4 dosis, selama 14 hari)

35. Gejala, tanda dan tatalaksana konjungtivitis vernal

Jawaban: mata merah (injeksi konjungtiva), gatal terutama setelah cuaca panas, penglihatan normal (visus normal) lodok jernih lengket (mukoid), cobble stone, trantas dot

tatalaksana sodium kromoglikat / cromolyn sodium 2% (sel mast stabilizer) 4 dd gtt 1, antihistamin dan kortikosteroid

36. Gejala, tanda dan tatalaksana konjungtivitis giant papil

Jawaban: mata merah (injeksi konjungtiva), gatal (biasanya karena penggunaan cairan kontak lens), penglihatan normal (visus normal), giant papil

tatalaksana sodium kromoglikat / cromolyn sodium 2% (sel mast stabilizer) 4 dd gtt 1, antihistamin dan kortikosteroid

37. Etiologi konjungtivitis fliktenularis adalah?

Jawaban: Infeksi TB ekstraparu (mycobacterium tuberculosis), pada konjungtivitis fliktenularis akan tampak lesi putih yang sekelilingnya hiperemis

38. Perbedaan episkleritis dan skleritis adalah ?

Jawaban: episkleritis : rasa tidak nyaman (nyeri ringan), PPP (salmon pink, penilefrin 2,5% hasilnya pucat), visus normal

skleritis : nyeri berat (severe, hingga teriak-teriak), disertai penurunan visus, merah gelap keunguan (purple red), penilefrin 2,5% tidak ada perubahan

39. Apa terapi episkleritis difusa, nodular dan skleritis difusa, nodular ?

Jawaban: episkleritis maupun skleritis yang berjenis difusa dan nodular, tatalaksananya sama yaitu pilihan pertama adalah NSAID, pilihan kedua kortikosteroid, untuk skleritis nekrotikan (ada warna kehitaman) langsung berikan kortikosteroid

40. Gejala dan tanda keratitis?

Jawaban: mata merah (injeksi silier), penglihatan kabur (visus turun), terdapat infiltrat kornea, fotofobi

41. Cara mengetahui keratitis superficial atau keratitis profunda dengan cara?

Jawaban: menggunakan tes fluoresin, jika zat fluoresin (+) hijau artinya lapisan stroma masih sehat, pertanda keratitits hanya terjadi pada superficial saja

jika fluoresin (-) maka stroma sudah ikut mengalami peradangan sehingga keratitis termasuk cukup dalam (profunda)

42. perbedaan keratitis herpes zoster dan keratitis herpes simpleks adalah? dan sebutkan terapinya!

Jawaban: keratitis herpes zoster infiltrat pseudodendritik dan ditemukan UKK vesikel dermatomal pada kulit, terapinya acyclovir 5x800mg selama 7 hari

Jawaban: keratitis herpes simpleks infiltrat dendritik dan ditemukan UKK vesikel non dermatomal, terapinya acyclovir 5x200mg atau 3x400mg selama 5 hari

43. keratitis yang memiliki ciri khas infiltrat ring shape abu-abu adalah? dan terapinya apa?

Jawaban: keratitis amoeba/protozoa (acanthamoeba), terapi polyhexametylen (PHMB) 0,02% atau hexamidin 0,1%

44. Perbedaan keratitis fungal et causa candida dengan keratitis fungal et causa aspergilus adalah? dan sebutkan terapinya!

Jawaban: keratitis fungal et causa candida memiliki infiltrat berupa lesi satelit warna putih kuning dan dapat disertai hipopion, pada pemeriksaan penunjang KOH 10% akan ditemukan pseudohifa dan blastospora, terapinya amfotericin B 1,5%

Jawaban:keratitis fungal et causa aspergilus infiltrat kehitaman berbentuk pola seperti bulu burung (feather finger like), pemeriksaan penunjang akan tampak hifa sejati dan artospora (kecil-kecil), terapi natamycin 5%

45. Ulkus kornea hasil fluoresinnya positif atau negatif ? dan cara membedakan ulkus kornea dengan keratitis apa?

Jawaban: pada ulkus kornea hasil fluoresin positif, pada ulkus kornea akan tampak defek epitel warna putih

46. Apa faktor risiko keratitis bakteri dan amoeba?

Jawaban: pada keratitis bakteri faktor risikonya penggunaan soft lens, untuk keratitis amoeba faktor risikonya berenang

47. uveitis berkaitan dengan penyakit kronis apa saja?

Jawaban: biasanya berkaitan dengan autoimun seperti SLE, rheumatoid artritis, sarcoidosis

48. secara anatomis, uvea terdiri dari apa saja?

Jawaban: iris, corpus siliaris dan koroid. Untuk iris dan corpus siliaris termasuk uvea anterior, dan koroid termasuk uvea posterior

49. gejala dan tanda uveitis anterior (iridosiklitis)?

Jawaban: mata merah (mix injeksi), penglihatan kabur (visus turun), pupil miosis, sinekia (bisa terbentuk pupil daun semanggi), tyndall effect (sel flare di COA), keratik presipitat (kornea mutton fat), terdapat nodul pada iris (busaka maupun koeppes)

50. terapi uveitis anterior

Jawaban: siklopegik (sulfas atropin 1%), kortikosteroid eyedrops

51. gejala dan tanda galukoma kongenital? dan sebutkan tatalaksananya!

Jawaban: bulboftalmus/megalokornea, usia 0-28 hari (neonatus), rujuk untuk goniotomi/trabekulektomi

52. perbedaan glaukoma primer dan sekunder adalah?

Jawaban: glaukoma primer disebabkan masalah anatomi (sudut iridocornealis)

sedangkan glaukoma sekunder disebabkan oleh penyakit lain seperti uveitis anterior, hifema, katarak senilis imatur (jadi glaukoma vacomorfik)

katarak senilis hipermatur (jadi glaukoma vacolitik)

53. Jelaskan klasifikasi glaukoma primer

Jawaban: glaukoma primer sudut tertutup akut (mata merah, kemeng, penglihatan kabur, TIO tinggi, COA dangkal, perlu segera tindakan operatif trabeculectomy atau iridectomy

pertolongan pertama adalah buat agar pupil miosis yaitu dengan pilocarpin eyedrop 2%, acetazolamid 1x500mg

dilanjutkan 4x250mg, kemudian timolol 0,5% 2x1 dan analog prostaglandin seperti latanoprost 1x1 )

glaukoma primer sudut terbuka (bisa rawat jalan dengan obat seperti timolol 0,5% 2x1 dan analog prostaglandin seperti latanoprost 1x1)

54. gejala dan tanda pada glaukoma apa saja?

Jawaban: mata merah (mix injeksi), kornea edem, pupil midriasis, penglihatan kabur (visus turun), TIO > 21 mmHg menggunakan tonometri, funduskopi CDR > 0,5 , perimetri lapang pandang temporal menyempit (seperti menggunakan kacamata kuda atau seperti melihat dalam terowongan), gonioskopi

55. Etiologi endoftalmitis dan panoftalmitis adalah?

Jawaban: biasanya akibat infeksi bakteri staphylococcus aureus pada pasien pasca operasi mata (biasanya pasca operasi katarak)

56. Gejala tanda endoftalmitis dan panoftalmitis adalah? dan sebutkan tatalaksananya

Jawaban: endoftalmitis hanya peradangan pada bola mata (adanya amaroutic cat eye reflex)

sedangkan panoftalmitis terjadi pada bola mata + otot (sehingga terjadi hambatan gerak bola mata / nyeri gerak bola mata)

tatalaksana endoftalmitis adalah rujuk untuk injeksi vancomycin intravitreal, jika gagal akan vitrektomi. Untuk panoftalmitis dilakukan pengangkatan bola mata (enokleasi bulbi)

57. corpal konjungtiva oleh dokter umum, ekstraksi atau rujuk?

Jawaban: ekstraksi, beri analgesik pantocain, kemudian ambil corpal dengan cotton bud atau geser corpal menjauhi korena dengan jarum abbocath, setelah berhasil diambil lanjutkan beri antibiotik salep mata

58. Hal yang harus dilakukan pada kasus trauma kimia mata apa saja?

Jawaban: inspeksi mata (adakah kornea keruh, ground glass kornea, cooked fish eye), cek lakmus (menentukan pH, pada kasus pH basa lebih berat karena ada proses saponifikasi yang bisa menghilangkan lapisan mata sehingga bisa terjadi ulkus), segera irigasi dengan air bersih atau NaCl 0,9% 2 liter atau irigasi selama 30 menit (yang utama adala durasinya), beri antibiotik topikal, siklopegik dan kortikosteroid

59. Jelaskan etiologi, klasifikasi grade, komplikasi dan tatalaksana pada hifema

Jawaban: grade I (33%), grade II (mencapai 50%), grade III (mencapai 99%), grade IV (mencapai 100%), etiologi biasanya karena trauma, komplikasinya adalah glaukoma dan corneal blood staining / hemosiderosis

tatalksana grade III dan IV adalah rujuk untuk parasintesis namun didahulu dengan tatalaksana awal tirah baring 30 derajat, lanjutkan pemberian siklopegik atropin sulfat, analgesik.

Untuk grade I dan II lakukan tirah baring 30 derajat, kompres dingin 5 hari pertama, kompres hangat 5 hari berikutnya, beri atropin sulfat dan analgesik
kode kunci : n3k4t


Note: Only a member of this blog may post a comment.